Kedudukan Ilmu Mawaris dan Hukum Mempelajarinya
A. Kedudukan Ilmu Mawaris
Harta peninggalan seseorang yang telah meninggal dunia seringkali menimbulkan sengketa dan pertengkaran dalam sebuah keluarga, dimana akhirnya memutuskan hubungan silaturahmi atau tali persaudaraan dalam keluarga. Padahal memutuskan tali persaudaraan adalah hal yang diharamkan dalam Islam. Putusnya tali persaudaraan disebabkan karena masing-masing ahli waris pada dasarnya ingin mendapatkan bagian yang banyak bahkan jika perlu mendapatkan seluruh harta waris sedangkan ahli waris lainnya tidak perlu mendapatkan bagian.
Untuk menghindari hal semacam itu, maka Allah SWT menurunkan ketentuan dan aturan dalam mengatur pembagian harta warisan dengan aturan yang sudah pasti. Bukti bahwa masalah warisan adalah masalah yang sangat penting adalah adanya ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan bagian-bagian masing-masing ahli waris dengan jelas. Semua kebijaksanaan dalam hal ini adalah berasal dari Allah SWT, karena sering kali manusia tidak dapat mengetahui hakikat sesuatu dan hanya Allah sajalah yang mengetahui sebagaimana tersebut dalam firman-Nya.
???? ??? ???????? ??????? ????? ???? ??? ???? ????? ?? ???? ?? ???? ??? ????? ?????
"Tentang orang tuamu dan anak-anakmu kamu tidak mengetahui siapa diantara mereka yang lebih dekat manfaatnya bagimu. Ini adalah ketentuan Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana," (An-nissa`: 11).
B. Hukum Mempelajari Ilmu Mawaris
?????? ????? ??? ??? ?????? ??? ???? ????
"Bagilah harta benda diantara ahli-ahli waris menurut kitabullah (HR. Muslim dan Abu Daud)
Rasulullah juga pernah bersabda:
?????? ??????? ??????? ????? ???? ??? ????? ??? ???? ??? ??? ?? ???? ?? ????
"Pelajarilah Faraidh dan ajarkanlah kepada manusia karena dia adalah separuh ilmu dan dia mudah dilupakan orang dan dia adalah sesuatu yang akan dicabut pertama kali dari umatku. (HR, Ibnu Majah dan Daruqhutni).
Tidak ada komentar: